Sabtu, 24 Agustus 2019

Meningkatkan Kecerdasan dalam Memaknai Kemerdekaan RI ke-74


Meningkatkan Kecerdasan dalam Memaknai Kemerdekaan RI ke-74

Momentum kemerdekan Republik Indonesia sangat terasa di seluruh pelosok negeri apalagi usia kemerdekaan negeri tercinta ini yang telah mencapai 74 tahun. Angka 74 bukan waktu yang singkat dan bukan hal yang mudah diraih oleh para pejuang-pejuang dimasa penjajahan dengan mempertaruhkan jiwa dan raga mereka. Kemerdekaan negara tercinta ini meruapakan impian yang sangat dinantikan apalagi oleh para pejuang yang telah gugur dalam medan peperangan yang begitu mulia. Mereka dulunya ingin melihat anak-anak dan cucu-cucnya mereka dapat merasakan nikmatnnya kemerdekaan yang kita rasakan saat ini. Bukan hanya kemerdekaan semata melepas dari masa-masa perbudakan tetapi juga kemerdekaan yang hakiki, baik kemerdekaan secara fisik dan juga kemerdekaan secara intelektual.
Sungguh sangat ironis, jika kemerdekaan yang kita rasakan saat ini belum merupakan yang hakiki, dimana bangsa lain yang merdeka dapat berkembang dan maju kedepan tetapi kemerdekaam negeri ini masih dalam berkembang atau malah jalan ditempat?. Seharusnya kita bukan hanya berkembang secara infrastruktur tetapi juga merdeka secara intelektual. Sangat disayangkan jiwa di era revolusi industri 4.0 bangsa kita masih saja belum bisa memilih setiap  berita atau informasi yang sesuai dengan fakta. Malah kebanyakan kita saat ini masih menjadi objek empuk dari pemberitaan yang belum tentu kebenarannya bisa jadi berita tersebut adalah hoax. Secara realitas kita bahagia dalam menyambut kemerdekaan tetapi disisi yang lain kita juga dijajah oleh hoax yang dapat merusak kecerdasaan bangsa kita kedepan.
Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 memiliki makna tersendiri. Jika kita membuka Al-Quran pada surat ke-7 merupakan surat Al-A’raf yang berarti “tempat tertinggi”. Pada anatomi manusia tempat paling tertinggi adalah kepala dan di dalam kepala itu tempat letaknya otak. Otak memiliki fungsi untuk berpikir cerdas. Surat pada Al-Quran yang terletak pada posisi ke-4 terakhir pada Al-Quran adalah surat Al-Lahab. Surat tersebut mengisahkan bagaimana sosok Abu Lahab semasa hidupnya melakukan berbagai fitnah (hoax) kepada Nabi Muhammad Saw. Dari sini kita dapat menarik pelajaran bahwa dalam melawan hoax perlu adanya kecerdasan sebagai penangkal dari pemberitaan yang sifatnya adalah hoax.
Hoax sangat berkaitan erat dengan berita yang disalurkan di media-media sosial melalui teknologi digital oleh oknum-oknum yang memiliki tujuan tertentu. Hoax sudah menjadi trend di zaman ini dijadikan senjata ampuh dalam melumpuhkan karakter seseorang maupun kelompok tertentu. Hoax disebarluaskan karena memiliki motivasi untuk membuat masyakat tidak optimis dan mendelegitimasi hasil hasil pembangunan. Berdasarkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa masih banyak orang Indonesia yang tidak dapat mencerna informasi dengan sepenuhnya dengan benar. Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada 2017 pernah merilis survei dampak penyebaran hoax yang melibatkan 1.116 responden dari berbagai usia. Hasilnya sekitar 84,5 persen responden terganggu berita hoax. Benarkah hoax mengganggu kerukunan masyarakat? Sebanyak 75,9 persen responden menjawab sangat setuju, sementara sisanya setuju (22,8 persen), dan tidak setuju (1,3) persen. Setujukah hoax dapat menghambat pembangunan? Responden menjawab sangat setuju (70,9 persen), setuju (26,6 persen), dan tidak setuju (3,2 persen). Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hoax memberikan ancaman serius bagi generasi muda ke depan. Sangat dikhawatirkan jika hoax menjadi konsumsi utama bagi generasi muda sebagai bentuk literasi digital.
Hoax dapat mengganggu persatuan bangsa Indonesia. Mayoritas hoax dipicu faktor sosial politik dan SARA. Saluran penyebar hoax yang utama melalui media sosial. Hoax bisa dibuat menyerupai berita asli. Pemerintah telah berupaya mengatasi berita-berita hoax akan tertapi dengan bebasnya semua pihak memiliki hak dalam penggunaan media sosial ini bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menandai situs-situs penyebar konten hoax. Hoax tidak dapat dipandang sebelah mata, berita-berita dengan ukuran hoax telah menyerang berbagai media-media sosial dan menjadi santapan utama anak-anak milineal sekarang ini. Sangat meyedihkan setiap pemberitaan yang dsampaikan langsung dicerna oleh anak-anak milinial dengan menganggap berita tersebut sebagai berita yang benar ada adanya tanpa ada filter cerdas dalam menanggapi setiap berita yang ditampikan di media-media sosial.
Hoax menjadi ancaman serius terhadap persatuan bagi bangsa kita yang berakibat pada tenrancamnya pembangunan nasional salah satunya pada tingkat pembangunan intelektual (kecerdasan bangsa). Pembangunan intelektual bangsa seharusnya menjadi tujuan utama dalam bingkai pembangunan nasional karena hal tersebut tertuang pada isi pembukaan UUD 1945. Upaya mencerdaskan bangsa kehidupan bangsa bukanlah uapaya yang mudah haruslah dengan kesungguh-sungguhan dalam menggapainya. Presiden pertama kita Ir. Soekarno pernah mengatakan pada momentum HUT RI, 17 Agustus 1966 akan pentingnya Nation and Character Building, bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, yang paling utama adalah membangun jiwa bangsa. Membangun karakter bangsa salah satunya dengan meningkatkan kecerdasan setiap anak bangsa.    
Generasi muda Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di Indonesia karena masa depan bangsa Indonesia berada di tangan generasi muda, melalui literasi mereka tidak hanya mengetahui satu aspek saja, melainkan berbagai aspek. Aspek politik, ekonomi, cara mengantisipasi hoax, cara menyaring berita, dan lainnya yang memiliki tujuan utama untuk membangun Indonesia menuju kearah progresif. Membudayakan literasi merupakan upaya untuk mencerdaskan generasi muda. Membudayakan literasi merupakan hal yang sangat penting di era saat ini. Negara maju merupakan negara yang masyarakatnya meminati literasi yang sangat tinggi. Negara yang literasi pendidikannya tinggi seperti Amerika menurut informasi dari sebuah lembaga survey Ipson Public Affair ternyata 75 persen warganya justru percaya dengan berita hoax yang tersebar secara viral. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang merupakan sasaran empuk dari konten-konten hoax.
Di era teknologi digital saat ini pentingnya akan literasi digital. Literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisisdan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat, selain itu literasi digital juga memiliki manfaat yang dapat menambah pengetahuan yang berguna untuk mengasah cara berpikir kritis anak muda guna meratakan pembangunan di Indonesia dan menyiapkan sikap pemimpin untuk lima tahun kedepan. Selain dari literasi digital, masyarakat Indonesia juga harus mempunyai semangat kemerdekaan dan persatuan guna menuju Indonesia yang lebih maju.
Momentum 17 agustius merupakan Hari kemerdekaan republik Indonesia yang ditunggu-tunggu setiap anak bangsa. Berbagai perlombaan diadakan. Seingat saya ketika saya kecil dulu hingga sekarang dengan usia yang sudah mulai berkepala tiga lomba-lomba yang diperlombakan adalah lomba-lomba yang mengedepankan fisik, saya setuju secara filosofis adalah untuk meningkatkan persatuan anak bangsa saat ini. Tidak berlebihan, jika perlombaan kemerdekaan saat ini akan lebih kepada meningkatkan kecerdasaan jika perlombaan itu disesuaikan dengan keadaan zaman. Mungkin perlu sedikit perubahan terhadap perlombaan yang diadakan di era digital saat ini. Kita harus membuka mata melihat realita dimana anak-anak sekarang sudah mulai berevolusi terhadap permainan mereka. Permainan seperti patok lele, bola bekel, dan enggrang dimana pada zamannya merupakan permainan yang sangat digemari pada anak-anak ketika itu. Perkembangan zaman digital saat ini seharusnya kita mecoba berinovasi terhadap perkembangan teknologi saat ini apalagi para remaja yang telah membaur dengan teknologi. Teknologi Pada saat ini teknologi mempunyai peranan penting di kehidupan masyrakat Indonesia, mulai dari lingkup bisnis, mencari informasi, menjadi tempat belajar dan masih banyak lagi. Pemanfaatan teknologi pada saat ini harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Dalam melakukan suatu tindakan akan memiliki dampak positif dan negatif demikian halnya dengan penggunaan teknologi. Salah satu dampak negatif dari penggunaan teknologi saat ini adalah hoax. Hoax adalah suatu pemberitaan palsu atau pemberitahuan yang tidak jelas sumbernya dan isi yang tidak benar.
Pemerintah dapat membentuk komunitas-komunitas anti-hoax atau memberi dukungan terhadap komunitas yang dibentuk oleh para remaja milinial saat ini yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam memberantas hoax. Pemeritah dapat juga mengadakan kegiatan sosialisasi ke daerah-daerah tentang bahayanya hoax terhadap pembangunan nasional dan persatuan negara Republik Indonesia ataupun mengadakan pekan jurnalistik dalam memahami konten-konten berita pada media sosial. Undang-Undang ITE bukanlah satu-satu filter terbaik terhadap berita-berita hoax yang beredar di dunia maya. Serayan hoax secara membabi buta di berbagai media sosial sungguh sangat meresahkan terhadap pembangunan nasional. Generasi mudalah yang menjadi acuan utama dalam memberantas hoax karena mereka meruapakan sasaran utama dari berita hoax.
Kita sudah wajib melek terhadap literasi digital untuk meningkat kecerdasan dalam era teknolgi. Setiap berita yang disampaikan di media sosial seharusnya melakukan check and recheck untuk menguji kebenaran terhadap berita tersebut. Dalam Islam juga mengajarkan bahwa setiap berita yang disampaikan harus melakukan tabayyun (menguji kebenarannya), hal tersebut bertujuan untuk menangkal tersebarnya berita hoax dan  menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya fitnah yang dapat merusak karakter seseorang. Hoax sangat senang meyerang konten-konten agama dan politik. Hal ini yang harus diwaspadai oleh generasi milineal saat ini dimana agama adalah keyakinan yang diyakini kebenarannya bagi setiap penganutnya maka sangat sensitif jika hoax menyerang agama dan hal tersebut dapat memicu kemarahan sebagian kelompok kepada kelompok yang lain. Provokatif seperti itu yang dikhawatirkan dapat merusak tatanan persatuan bangsa, apalagi jika isu-isu agama yang ditunggangi oleh kepentingan politik. Sungguh nyata jika itu terjadi penjajahan modern telah terjadi di negeri tercinta ini. Dahulu kita dijajah secara fisik nah sekarang kita dijajah secara intelektual hingga mengakibatkan cacaynta kecerdasan.
Meningkatkan kecerdasan di zaman yang membudayakan hoax adalah wajib. Bukan hanya tugas pemerintah tetapi tugas kita bersama. Mari kita kembali kepada misi dari pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdasan segenap bangsa Indonesia demi suksesnya pembangunan serta kepemimpinan nasional. Hanya dengan meningkatkan kecerdasan maka hoax akan menurun.