Meningkatkan Kecerdasan dalam Memaknai Kemerdekaan RI ke-74
Momentum kemerdekan Republik Indonesia sangat terasa di
seluruh pelosok negeri apalagi usia kemerdekaan negeri tercinta ini yang telah
mencapai 74 tahun. Angka 74 bukan waktu yang singkat dan bukan hal yang mudah
diraih oleh para pejuang-pejuang dimasa penjajahan dengan mempertaruhkan jiwa
dan raga mereka. Kemerdekaan negara tercinta ini meruapakan impian yang sangat
dinantikan apalagi oleh para pejuang yang telah gugur dalam medan peperangan yang
begitu mulia. Mereka dulunya ingin melihat anak-anak dan cucu-cucnya mereka
dapat merasakan nikmatnnya kemerdekaan yang kita rasakan saat ini. Bukan hanya
kemerdekaan semata melepas dari masa-masa perbudakan tetapi juga kemerdekaan
yang hakiki, baik kemerdekaan secara fisik dan juga kemerdekaan secara
intelektual.
Sungguh sangat ironis, jika kemerdekaan yang kita rasakan
saat ini belum merupakan yang hakiki, dimana bangsa lain yang merdeka dapat
berkembang dan maju kedepan tetapi kemerdekaam negeri ini masih dalam berkembang
atau malah jalan ditempat?. Seharusnya kita bukan hanya berkembang secara
infrastruktur tetapi juga merdeka secara intelektual. Sangat disayangkan jiwa
di era revolusi industri 4.0 bangsa kita masih saja belum bisa memilih
setiap berita atau informasi yang sesuai
dengan fakta. Malah kebanyakan kita saat ini masih menjadi objek empuk dari
pemberitaan yang belum tentu kebenarannya bisa jadi berita tersebut adalah hoax.
Secara realitas kita bahagia dalam menyambut kemerdekaan tetapi disisi yang
lain kita juga dijajah oleh hoax yang dapat merusak kecerdasaan bangsa kita
kedepan.
Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74
memiliki makna tersendiri. Jika kita membuka Al-Quran pada surat ke-7 merupakan
surat Al-A’raf yang berarti “tempat tertinggi”. Pada anatomi manusia tempat
paling tertinggi adalah kepala dan di dalam kepala itu tempat letaknya otak.
Otak memiliki fungsi untuk berpikir cerdas. Surat pada Al-Quran yang terletak
pada posisi ke-4 terakhir pada Al-Quran adalah surat Al-Lahab. Surat tersebut
mengisahkan bagaimana sosok Abu Lahab semasa hidupnya melakukan berbagai fitnah
(hoax) kepada Nabi Muhammad Saw. Dari sini kita dapat menarik pelajaran bahwa
dalam melawan hoax perlu adanya kecerdasan sebagai penangkal dari pemberitaan
yang sifatnya adalah hoax.
Hoax sangat berkaitan erat dengan berita yang disalurkan
di media-media sosial melalui teknologi digital oleh oknum-oknum yang memiliki
tujuan tertentu. Hoax sudah menjadi trend di zaman ini dijadikan senjata ampuh
dalam melumpuhkan karakter seseorang maupun kelompok tertentu. Hoax disebarluaskan karena memiliki motivasi untuk
membuat masyakat tidak optimis dan mendelegitimasi hasil hasil pembangunan. Berdasarkan
sebuah penelitian menyebutkan bahwa masih banyak orang Indonesia yang
tidak dapat mencerna informasi dengan sepenuhnya dengan benar. Masyarakat
Telematika Indonesia (Mastel) pada 2017 pernah merilis survei dampak penyebaran
hoax yang melibatkan 1.116 responden dari berbagai usia. Hasilnya sekitar 84,5
persen responden terganggu berita hoax. Benarkah hoax mengganggu kerukunan
masyarakat? Sebanyak 75,9 persen responden menjawab sangat setuju, sementara
sisanya setuju (22,8 persen), dan tidak setuju (1,3) persen. Setujukah hoax
dapat menghambat pembangunan? Responden menjawab sangat setuju (70,9 persen),
setuju (26,6 persen), dan tidak setuju (3,2 persen). Dari hasil penelitian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hoax memberikan ancaman serius bagi
generasi muda ke depan. Sangat dikhawatirkan jika hoax menjadi konsumsi utama
bagi generasi muda sebagai bentuk literasi digital.
Hoax dapat mengganggu persatuan bangsa Indonesia.
Mayoritas hoax dipicu faktor sosial politik dan SARA. Saluran penyebar hoax
yang utama melalui media sosial. Hoax bisa dibuat menyerupai berita asli.
Pemerintah telah berupaya mengatasi berita-berita hoax akan tertapi dengan
bebasnya semua pihak memiliki hak dalam penggunaan media sosial ini bukanlah
pekerjaan yang mudah untuk menandai situs-situs penyebar konten hoax. Hoax
tidak dapat dipandang sebelah mata, berita-berita dengan ukuran hoax telah
menyerang berbagai media-media sosial dan menjadi santapan utama anak-anak
milineal sekarang ini. Sangat meyedihkan setiap pemberitaan yang dsampaikan
langsung dicerna oleh anak-anak milinial dengan menganggap berita tersebut
sebagai berita yang benar ada adanya tanpa ada filter cerdas dalam menanggapi setiap
berita yang ditampikan di media-media sosial.
Hoax menjadi ancaman serius terhadap persatuan bagi
bangsa kita yang berakibat pada tenrancamnya pembangunan nasional salah satunya
pada tingkat pembangunan intelektual (kecerdasan bangsa). Pembangunan intelektual
bangsa seharusnya menjadi tujuan utama dalam bingkai pembangunan nasional
karena hal tersebut tertuang pada isi pembukaan UUD 1945. Upaya mencerdaskan
bangsa kehidupan bangsa bukanlah uapaya yang mudah haruslah dengan
kesungguh-sungguhan dalam menggapainya. Presiden pertama kita Ir. Soekarno
pernah mengatakan pada momentum HUT RI, 17 Agustus 1966 akan pentingnya Nation
and Character Building, bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi,
membangun teknik, membangun pertahanan, yang paling utama adalah membangun jiwa
bangsa. Membangun karakter bangsa salah satunya dengan meningkatkan kecerdasan
setiap anak bangsa.
Generasi muda Indonesia mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembangunan di Indonesia karena masa depan bangsa Indonesia berada
di tangan generasi muda, melalui literasi mereka tidak hanya mengetahui satu
aspek saja, melainkan berbagai aspek. Aspek politik, ekonomi, cara
mengantisipasi hoax, cara menyaring berita, dan lainnya yang memiliki tujuan
utama untuk membangun Indonesia menuju kearah progresif. Membudayakan literasi
merupakan upaya untuk mencerdaskan generasi muda. Membudayakan literasi
merupakan hal yang sangat penting di era saat ini. Negara maju merupakan negara
yang masyarakatnya meminati literasi yang sangat tinggi. Negara yang literasi
pendidikannya tinggi seperti Amerika menurut informasi dari sebuah lembaga
survey Ipson Public Affair ternyata 75 persen warganya justru percaya dengan
berita hoax yang tersebar secara viral. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang
merupakan sasaran empuk dari konten-konten hoax.
Di era teknologi digital saat ini pentingnya akan
literasi digital. Literasi digital adalah
ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi
digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
menganalisisdan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan
berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam
masyarakat, selain itu literasi digital juga memiliki manfaat yang dapat
menambah pengetahuan yang berguna untuk mengasah cara berpikir kritis anak muda
guna meratakan pembangunan di Indonesia dan menyiapkan sikap pemimpin untuk
lima tahun kedepan. Selain dari literasi digital, masyarakat Indonesia juga harus
mempunyai semangat kemerdekaan dan persatuan guna menuju Indonesia yang lebih
maju.
Momentum 17 agustius merupakan Hari kemerdekaan republik
Indonesia yang ditunggu-tunggu setiap anak bangsa. Berbagai perlombaan
diadakan. Seingat saya ketika saya kecil dulu hingga sekarang dengan usia yang
sudah mulai berkepala tiga lomba-lomba yang diperlombakan adalah lomba-lomba
yang mengedepankan fisik, saya setuju secara filosofis adalah untuk
meningkatkan persatuan anak bangsa saat ini. Tidak berlebihan, jika perlombaan
kemerdekaan saat ini akan lebih kepada meningkatkan kecerdasaan jika perlombaan
itu disesuaikan dengan keadaan zaman. Mungkin perlu sedikit perubahan terhadap
perlombaan yang diadakan di era digital saat ini. Kita harus membuka mata
melihat realita dimana anak-anak sekarang sudah mulai berevolusi terhadap
permainan mereka. Permainan seperti patok lele, bola bekel, dan enggrang dimana
pada zamannya merupakan permainan yang sangat digemari pada anak-anak ketika
itu. Perkembangan zaman digital saat ini seharusnya kita mecoba berinovasi
terhadap perkembangan teknologi saat ini apalagi para remaja yang telah membaur
dengan teknologi. Teknologi Pada saat ini teknologi mempunyai peranan penting
di kehidupan masyrakat Indonesia, mulai dari lingkup bisnis, mencari informasi,
menjadi tempat belajar dan masih banyak lagi. Pemanfaatan teknologi pada saat
ini harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Dalam melakukan suatu
tindakan akan memiliki dampak positif dan negatif demikian halnya dengan
penggunaan teknologi. Salah satu dampak negatif dari penggunaan teknologi saat
ini adalah hoax. Hoax adalah suatu pemberitaan palsu atau pemberitahuan yang
tidak jelas sumbernya dan isi yang tidak benar.
Pemerintah dapat membentuk komunitas-komunitas anti-hoax
atau memberi dukungan terhadap komunitas yang dibentuk oleh para remaja
milinial saat ini yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah dalam
memberantas hoax. Pemeritah dapat juga mengadakan kegiatan sosialisasi ke
daerah-daerah tentang bahayanya hoax terhadap pembangunan nasional dan persatuan
negara Republik Indonesia ataupun mengadakan pekan jurnalistik dalam memahami
konten-konten berita pada media sosial. Undang-Undang ITE bukanlah satu-satu
filter terbaik terhadap berita-berita hoax yang beredar di dunia maya. Serayan
hoax secara membabi buta di berbagai media sosial sungguh sangat meresahkan
terhadap pembangunan nasional. Generasi mudalah yang menjadi acuan utama dalam
memberantas hoax karena mereka meruapakan sasaran utama dari berita hoax.
Kita sudah wajib melek terhadap literasi digital untuk
meningkat kecerdasan dalam era teknolgi. Setiap berita yang disampaikan di
media sosial seharusnya melakukan check and recheck untuk menguji kebenaran
terhadap berita tersebut. Dalam Islam juga mengajarkan bahwa setiap berita yang
disampaikan harus melakukan tabayyun (menguji kebenarannya), hal tersebut
bertujuan untuk menangkal tersebarnya berita hoax dan menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan
seperti timbulnya fitnah yang dapat merusak karakter seseorang. Hoax sangat
senang meyerang konten-konten agama dan politik. Hal ini yang harus diwaspadai
oleh generasi milineal saat ini dimana agama adalah keyakinan yang diyakini
kebenarannya bagi setiap penganutnya maka sangat sensitif jika hoax menyerang
agama dan hal tersebut dapat memicu kemarahan sebagian kelompok kepada kelompok
yang lain. Provokatif seperti itu yang dikhawatirkan dapat merusak tatanan
persatuan bangsa, apalagi jika isu-isu agama yang ditunggangi oleh kepentingan
politik. Sungguh nyata jika itu terjadi penjajahan modern telah terjadi di
negeri tercinta ini. Dahulu kita dijajah secara fisik nah sekarang kita dijajah
secara intelektual hingga mengakibatkan cacaynta kecerdasan.
Meningkatkan kecerdasan di zaman yang membudayakan hoax
adalah wajib. Bukan hanya tugas pemerintah tetapi tugas kita bersama. Mari kita
kembali kepada misi dari pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdasan segenap bangsa
Indonesia demi suksesnya pembangunan serta kepemimpinan
nasional. Hanya dengan
meningkatkan kecerdasan maka hoax akan menurun.